Rahasia Kuno di Pegunungan Himalaya Episode 3: "Kembalinya Bayangan Yeti Hitam"
Tim ekspedisi berhasil meninggalkan Kuil Awan Hitam dengan selamat, tetapi bayangan akan sosok Yeti Hitam yang menatap mereka dari ambang pintu terus membekas. Mereka kembali ke kemah dengan napas masih terengah-engah, mencoba memahami apa yang baru saja mereka alami. Meskipun mereka tidak mengalami serangan langsung, aura misterius dan teror yang dibawa oleh Yeti Hitam seolah tetap mengikuti mereka.
Namun, di antara rasa takut, terdapat rasa penasaran yang tak tertahankan. Dr. Maya, yang dari awal bertekad untuk memecahkan misteri ini, mulai merasakan dorongan kuat untuk kembali ke kuil, meskipun ia tahu risikonya.
Keraguan dan Ketegangan dalam Tim
Malam itu, mereka berkumpul di sekitar api unggun untuk mendiskusikan langkah berikutnya. Masing-masing anggota tim memiliki pandangan berbeda tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Dr. Maya tetap berpendirian untuk melanjutkan eksplorasi ke kuil. “Ini adalah kesempatan yang langka! Kita telah menemukan sesuatu yang berharga, dan meninggalkannya begitu saja bukanlah pilihan,” katanya dengan tegas. Baginya, makhluk yang menjaga kuil adalah bagian dari misteri yang harus dipecahkan.
Tommy merasa sebaliknya. Setelah melihat Yeti Hitam secara langsung, ia meyakini bahwa mereka tidak seharusnya berada di sana. “Kita datang untuk menjelajah, bukan untuk mati konyol. Aku tidak ingin kembali ke tempat itu,” ujarnya, jelas-jelas ketakutan.
Dr. Sanjay, meskipun terpesona oleh penemuan ini, merasa bahwa keselamatan adalah prioritas utama. “Tempat itu mungkin memiliki nilai sejarah, tetapi jika kita kehilangan nyawa, semua ini akan sia-sia.”
Arjun, pemandu lokal mereka, tetap diam sepanjang diskusi. Ketika akhirnya berbicara, ia berkata, “Kita telah mengganggu kuil yang dijaga oleh makhluk kuno. Kalian telah melihatnya sendiri. Ini bukan hanya legenda.” Dengan nada rendah, ia menambahkan bahwa makhluk itu hanya memperingatkan mereka pertama kali, dan jika mereka tetap nekat kembali, hukuman yang lebih mengerikan bisa menanti.
Setelah diskusi panjang, Dr. Maya berhasil meyakinkan Dr. Sanjay dan Tommy untuk memberinya kesempatan sekali lagi. Mereka akan kembali ke kuil keesokan harinya, tetapi dengan rencana yang lebih terorganisir dan persiapan ekstra. Mereka sepakat bahwa jika ada tanda bahaya sedikit saja, mereka akan mundur.
Kembali ke Kuil Awan Hitam
Keesokan harinya, mereka berangkat menuju kuil dengan perasaan campur aduk antara antusiasme dan ketakutan. Saat mendekati kuil, kabut tebal kembali menyelimuti daerah itu, seperti sebelumnya. Kali ini, mereka membawa peralatan tambahan, termasuk kamera, alat perekam, dan beberapa peralatan pendeteksi gerak untuk mencatat setiap fenomena yang mereka temui di dalam kuil.
Ketika mereka memasuki kuil, suasana di dalam terasa lebih berat dari sebelumnya. Udara dingin dan hening, dan setiap langkah mereka bergema di sepanjang lorong-lorong batu. Meskipun takut, mereka tetap melangkah lebih jauh ke dalam, menuju ruang persembahan yang mereka temukan di episode sebelumnya. Setiap anggota tim diam-diam merasa bahwa makhluk itu sedang mengawasi mereka dari bayang-bayang.
Penemuan Manuskrip Kuno
Saat mereka tiba di ruang persembahan, Dr. Maya menemukan sebuah manuskrip kuno yang tersimpan di balik sebuah altar batu. Manuskrip itu ditulis dalam aksara yang asing dan tak dikenal. Sebagian besar tulisan sudah pudar, tetapi ada beberapa halaman yang masih dapat dibaca. Dr. Sanjay berpendapat bahwa ini mungkin merupakan catatan ritual atau buku petunjuk tentang sejarah kuil.
Ketika Dr. Maya mencoba membacanya, ia menyadari bahwa manuskrip itu berisi petunjuk tentang Yeti Hitam, makhluk pelindung kuil. Menurut manuskrip tersebut, Yeti Hitam adalah penjaga yang ditugaskan oleh “dewa-dewa pegunungan” untuk melindungi kuil dari manusia yang berniat jahat atau mencari keuntungan pribadi. Ada sebuah peringatan tertulis: “Siapa pun yang memasuki kuil tanpa niat suci akan menemui ajal mereka di tangan Penjaga Kabut.”
Mereka menyadari bahwa penemuan ini tidak hanya berharga dari segi sejarah, tetapi juga berbahaya. Meskipun ingin tahu lebih jauh, Dr. Sanjay mengingatkan mereka untuk berhati-hati dengan informasi yang mereka temukan, karena manuskrip ini menunjukkan bahwa kuil tersebut telah dipertahankan selama berabad-abad, dan kekuatan besar yang menjaganya masih ada.
Kejadian Aneh: Suara Misterius dan Gerakan Bayangan
Saat mereka membaca manuskrip itu, tiba-tiba terdengar suara gemerisik di sudut ruangan. Awalnya mereka mengira itu hanya suara angin, tetapi suara itu semakin jelas, terdengar seperti bisikan-bisikan halus yang berasal dari dinding batu. Mereka mencoba mengabaikan suara itu, tetapi ketika bayangan besar mulai bergerak di sekitar mereka, ketegangan meningkat.
Tommy, yang membawa alat pendeteksi gerak, menyadari bahwa alat tersebut mulai mendeteksi aktivitas di ruangan, meskipun tidak ada yang bergerak di antara mereka. “Ini bukan ilusi. Sesuatu… atau seseorang ada di sini bersama kita,” katanya dengan suara rendah.
Di saat yang sama, Dr. Maya melihat kilatan mata merah yang sama seperti yang dilihat Tommy di episode sebelumnya. Mata itu menatap mereka dari sudut gelap ruangan, perlahan bergerak mendekat sebelum menghilang lagi. “Kita harus segera pergi dari sini!” seru Tommy dengan panik, dan kali ini tidak ada yang membantahnya.
Menghadapi Pilihan Berat: Meninggalkan atau Melanjutkan
Namun, sebelum mereka sempat beranjak, Arjun menunjukkan bahwa manuskrip itu memiliki gambar dari sebuah pintu tersembunyi di dalam kuil, yang konon adalah pintu menuju ruang utama tempat rahasia besar kuil ini disembunyikan. Arjun berkata bahwa dalam legenda yang ia dengar, ruang utama itu menyimpan sesuatu yang disebut “Mata Hitam,” sebuah artefak yang diyakini dapat menghubungkan manusia dengan roh-roh alam.
Dr. Maya merasa bahwa mereka sangat dekat dengan puncak penemuan mereka, tetapi ketakutan masih membayangi setiap langkah mereka. Tommy mengusulkan agar mereka kembali ke kemah dan berpikir ulang. Namun, Dr. Maya meyakinkan mereka bahwa ini adalah kesempatan yang mungkin tidak akan datang lagi.
Arjun, yang sejak awal merasa tertekan oleh kehadiran makhluk itu, akhirnya memberi peringatan keras, “Jika kita melangkah lebih dalam, kita harus siap untuk menghadapi kemarahan Penjaga Kabut. Ini bukan tempat bagi kita untuk bermain-main.”
Membuka Pintu Tersembunyi
Setelah banyak pertimbangan, mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan dan mencari pintu tersembunyi yang digambarkan dalam manuskrip. Mereka menyusuri lorong-lorong yang semakin gelap, di mana udara semakin dingin dan perasaan was-was terus menghantui mereka. Akhirnya, mereka menemukan sebuah pintu batu yang tersembunyi di balik pilar besar, sama seperti yang tergambar di manuskrip.
Pintu itu memiliki simbol mata besar yang diukir di tengah-tengahnya, seperti mata yang terus memperhatikan mereka. Dengan susah payah, mereka membuka pintu itu dan melihat ruangan di baliknya—ruangan yang tampak lebih gelap dan lebih menakutkan dari apa pun yang pernah mereka lihat sebelumnya.
Di tengah ruangan tersebut, terdapat sebuah benda hitam bulat yang dikelilingi oleh rantai logam yang berkarat, diyakini sebagai “Mata Hitam.” Benda itu tampak hidup, seolah berdenyut pelan, dan kabut gelap yang tipis berputar-putar di sekitarnya.