Episode 2: Sangkuriang Membunuh Tumang
Setelah meninggalkan hutan dan berpisah dari ibunya, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda tangguh yang dikenal memiliki kekuatan luar biasa dan ilmu gaib yang mumpuni. Namun, dalam perjalanan hidupnya, ia telah lupa pada masa lalunya, lupa akan tragedi yang pernah terjadi di hutan, dan tak lagi ingat akan asal-usulnya. Sangkuriang hanya ingat bahwa ia berasal dari sebuah daerah yang jauh dan terasing, tanpa sosok ayah dan ibu yang menemaninya.
Sementara itu, Dayang Sumbi yang tetap tinggal di hutan mencoba menjalani hidup penuh penyesalan atas apa yang telah terjadi. Di sisi lain, Dayang Sumbi merasa sangat kehilangan Tumang, sosok yang selalu menemaninya dan merupakan ayah dari putranya sendiri. Ia terus merenung dan hidup dalam ketenangan, berdoa agar suatu hari nanti bisa bertemu lagi dengan anaknya untuk menghapus rasa bersalah yang masih menyelimuti dirinya.
Perjalanan Sangkuriang yang Penuh Pengembaraan
Selama bertahun-tahun, Sangkuriang berkelana dari satu tempat ke tempat lain, melatih kemampuan fisiknya, dan mempelajari ilmu kanuragan serta ilmu gaib. Di sepanjang perjalanannya, ia tak hanya menjadi seorang pemuda yang kuat, tetapi juga dihormati oleh banyak orang karena keberaniannya. Dengan fisik yang kokoh dan pengetahuan ilmu gaib, Sangkuriang dikenal sebagai pejuang yang tak terkalahkan di berbagai medan.
Suatu hari, dalam perjalanan pulangnya menuju daerah asalnya, Sangkuriang merasa ada sesuatu yang memanggilnya kembali ke tempat ia pernah tinggal bersama ibunya di hutan. Ia merasakan adanya ikatan tak terlihat yang seolah-olah menuntunnya kembali. Tanpa sadar, ia bertekad untuk kembali ke desa tempat tinggalnya dahulu, meskipun tidak sepenuhnya ia mengingat alasannya.
Pertemuan Tak Terduga dengan Dayang Sumbi
Sementara itu, Dayang Sumbi tetap berada di hutan, hidup dalam keheningan dan terus berdoa. Berkat doa dan pengorbanannya, ia dianugerahi oleh para dewa kekuatan untuk tetap awet muda. Wajahnya tak berubah meski waktu terus berjalan, sehingga ia tetap terlihat secantik dahulu, dengan sorot mata penuh kelembutan namun juga tersirat kesedihan.
Suatu pagi, di saat Dayang Sumbi sedang mengambil air di sungai, tiba-tiba ia melihat sosok pemuda yang tampak gagah sedang berjalan ke arahnya. Dayang Sumbi merasa ada sesuatu yang aneh dari pemuda itu—wajahnya asing namun ada perasaan familiar yang tak bisa ia abaikan. Tanpa Dayang Sumbi sadari, pemuda itu adalah putranya, Sangkuriang.
"Nona, apakah kau tinggal di sekitar sini?" tanya Sangkuriang dengan suara ramah, tak mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya.
Dayang Sumbi menatap pemuda itu dengan heran, lalu menjawab dengan lembut, "Iya, aku tinggal di sini sendirian." Dalam hatinya, Dayang Sumbi merasakan keanehan yang semakin dalam, namun ia memilih untuk tidak mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Sejak pertemuan itu, Sangkuriang sering mengunjungi tempat tinggal Dayang Sumbi. Ia merasa sangat tertarik pada wanita tersebut dan perlahan-lahan mulai tumbuh perasaan cinta di hatinya. Dayang Sumbi, yang tidak mengenali Sangkuriang sebagai anaknya karena penampilan Sangkuriang telah sangat berubah, merasa ragu namun tetap menerima kedatangan pemuda tersebut, meskipun ada perasaan aneh yang menghantui dirinya.
Sangkuriang Jatuh Cinta pada Ibunya Sendiri
Seiring berjalannya waktu, Sangkuriang semakin terpikat oleh kecantikan dan kebaikan hati Dayang Sumbi. Tanpa mengetahui siapa sebenarnya Dayang Sumbi, ia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya dan menyatakan keinginannya untuk menikahi Dayang Sumbi. Namun, mendengar lamaran ini, Dayang Sumbi merasa tersentak dan bingung. Hatinya dipenuhi kecemasan karena ada perasaan tak terjelaskan bahwa Sangkuriang adalah seseorang yang memiliki ikatan kuat dengannya.
"Maafkan aku, Sangkuriang, aku tidak bisa menerima lamaranmu begitu saja," kata Dayang Sumbi dengan ragu. "Aku perlu waktu untuk memikirkan ini."
Setelah percakapan itu, Dayang Sumbi mulai merasa bahwa Sangkuriang adalah putranya yang telah lama hilang. Untuk memastikannya, ia mencari tanda lahir berupa bekas luka di kepala Sangkuriang, yang ia berikan ketika Sangkuriang masih kecil, setelah membunuh Tumang.
Konflik dan Keputusan Dayang Sumbi
Pada suatu hari, Dayang Sumbi akhirnya melihat bekas luka di kepala Sangkuriang. Seketika itu juga, ia menyadari bahwa pemuda yang melamarnya adalah anaknya sendiri. Dengan hati yang penuh duka, Dayang Sumbi sadar bahwa hubungan mereka adalah hubungan terlarang. Ia harus menemukan cara untuk menolak Sangkuriang tanpa menyinggung perasaannya atau mengungkapkan identitasnya secara langsung.
Dayang Sumbi akhirnya memberikan syarat yang mustahil kepada Sangkuriang sebagai cara untuk menggagalkan pernikahan itu. Ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dan perahu raksasa dalam satu malam sebagai bukti cintanya. Dayang Sumbi berharap bahwa syarat tersebut akan menggagalkan pernikahan terlarang ini.
"Jika kau bisa membuatkan sebuah danau dan perahu besar dalam satu malam, maka aku akan menikah denganmu," kata Dayang Sumbi. Di dalam hatinya, Dayang Sumbi berharap Sangkuriang tidak akan berhasil menyelesaikan syarat itu.
Sangkuriang, yang sangat bersemangat dan tak ingin gagal, menyanggupi permintaan itu tanpa menyadari bahwa permintaan tersebut adalah sebuah jebakan. Ia pun mulai mempersiapkan segala hal untuk memenuhi syarat yang diberikan oleh Dayang Sumbi.
Penutup Episode 2: Awal dari Tugas yang Mustahil
Episode kedua ini berakhir dengan Dayang Sumbi yang terjebak dalam dilema besar. Di satu sisi, ia mencintai anaknya dan ingin melindunginya, namun di sisi lain, ia tidak bisa menerima cinta terlarang tersebut. Dayang Sumbi berharap syarat yang ia berikan bisa menggagalkan niat Sangkuriang tanpa perlu mengungkapkan identitasnya sebagai ibu kandungnya.
Bagaimana nasib Sangkuriang? Apakah ia akan berhasil menyelesaikan syarat yang mustahil tersebut? Episode berikutnya akan mengungkapkan bagaimana usaha Sangkuriang yang luar biasa dalam memenuhi syarat cinta terlarang ini dan klimaks dari kisah tragis antara ibu dan anak ini.