Episode 5: "Kutukan yang Mengikuti"

 

Episode 5: "Kutukan yang Mengikuti"

Setelah berhasil keluar dari Kuil Awan Hitam, tim ekspedisi kembali ke desa dalam keadaan kelelahan, namun perasaan lega perlahan berubah menjadi kecemasan. Bayangan Yeti Hitam dan kekuatan mistis Mata Hitam yang mereka temukan di dalam kuil masih menghantui ingatan mereka. Setiap anggota tim merasa bahwa peristiwa tersebut meninggalkan jejak yang tidak terlihat, seolah-olah kutukan dari kuil itu telah mengikuti mereka keluar.

Kegelisahan di Desa

Sesampainya di desa, Arjun membawa tim untuk bertemu dengan tetua desa yang telah memberi mereka peringatan sebelumnya. Penduduk desa menyambut mereka dengan tatapan curiga dan takut, terutama setelah mendengar bahwa mereka telah memasuki ruang terdalam kuil. Beberapa penduduk bahkan terlihat berbisik-bisik, memperingatkan satu sama lain untuk menjauh dari para tamu ini.

Tetua desa, seorang pria bijaksana yang penuh karisma, mendengarkan cerita mereka dengan tenang. Namun, ekspresinya berubah menjadi serius begitu mereka menyebut tentang Mata Hitam dan pertemuan mereka dengan Yeti Hitam. “Kalian telah membangunkan sesuatu yang seharusnya tidak diganggu. Kuil itu adalah tempat suci yang tidak boleh dimasuki oleh orang luar,” ujarnya dengan nada berat.

Arjun menjelaskan bahwa mereka mungkin telah membawa kutukan kuil keluar bersama mereka. Tetua desa mengangguk, lalu memberi tahu bahwa untuk menghentikan kutukan tersebut, mereka harus melakukan ritual pemurnian khusus di kuil kecil desa yang didedikasikan untuk dewa-dewa gunung. Ritual ini bertujuan untuk memohon maaf dan mengembalikan energi negatif yang mungkin mengikuti mereka.

Ritual Pemurnian yang Menegangkan

Malam itu, desa mengadakan ritual pemurnian di kuil desa. Setiap anggota tim diminta untuk mengikuti ritual dengan penuh hormat dan fokus. Tetua desa memimpin ritual tersebut, dengan bantuan penduduk yang menyalakan lilin dan membakar dupa di sekitar kuil. Dr. Maya dan anggota tim lain duduk bersila di depan altar, masing-masing berusaha merenungkan perbuatan mereka dan memohon maaf atas pelanggaran mereka terhadap Kuil Awan Hitam.

Ketika tetua desa mulai melafalkan doa-doa dalam bahasa kuno, setiap orang merasa hawa dingin yang aneh mengelilingi mereka. Udara di sekitarnya berubah, dan kabut tipis mulai muncul, seolah-olah menghubungkan mereka kembali dengan energi gaib di kuil. Pada saat itu, setiap anggota tim mulai mengalami penglihatan yang berbeda, seolah-olah mereka sedang ditarik kembali ke dalam kuil yang mereka tinggalkan.

  • Dr. Maya melihat bayangan Yeti Hitam, berdiri di ambang pintu kuil, mengawasinya dengan tatapan tajam penuh amarah.
  • Tommy melihat dirinya tersesat dalam lorong-lorong labirin kuil, mendengar suara langkah kaki berat yang terus mendekat tanpa bisa menemukan jalan keluar.
  • Dr. Sanjay melihat Mata Hitam, berdenyut-denyut seperti jantung yang hidup, dengan kabut gelap yang memancarkan bayangan dirinya sendiri.

Arjun, yang duduk paling belakang, melihat tetua desa mengangkat jimat yang diberikan kepadanya dan mulai mengucapkan doa khusus untuk mengembalikan arwah-arwah pelindung yang terganggu. Saat itu, ia merasakan jimat tersebut menjadi berat dan panas, seperti menyimpan energi yang luar biasa. Tiba-tiba, kabut semakin tebal, dan mereka semua mendengar suara gemuruh dari dalam kuil desa.

Tanda-Tanda Kehadiran Yeti Hitam

Saat ritual hampir selesai, tetua desa menyadari bahwa Yeti Hitam sepertinya tidak puas hanya dengan permintaan maaf. Makhluk itu, sebagai penjaga kuil yang setia, mungkin masih menganggap mereka sebagai ancaman karena telah menyentuh Mata Hitam. Tetua desa memberi tahu bahwa kutukan ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan kecuali mereka mengembalikan sesuatu ke dalam kuil.

Dr. Maya dengan suara bergetar bertanya, “Apa yang harus kami kembalikan?” Tetua desa menatapnya dalam-dalam sebelum menjawab, “Energi hidup kalian. Satu dari kalian harus menyerahkan diri untuk memulihkan keseimbangan yang telah terganggu.”

Semua orang terkejut mendengar ini. Mereka menyadari bahwa pelanggaran mereka terhadap kuil telah membawa konsekuensi yang tak terduga. Mereka harus memilih di antara mereka untuk melakukan pengorbanan sebagai bagian dari permintaan maaf kepada penjaga kuil.

Pengorbanan untuk Keseimbangan

Mendengar kata-kata tetua desa, suasana berubah menjadi penuh ketegangan dan kebimbangan. Tidak ada yang mau menjadi korban, namun mereka tahu bahwa jika tidak ada yang menyerahkan diri, kutukan Yeti Hitam akan terus membayangi mereka, bahkan mungkin menghancurkan mereka satu per satu.

Dr. Maya, merasa bertanggung jawab karena ambisinya yang telah membawa tim ke dalam bahaya ini, mengusulkan bahwa ia yang akan kembali ke kuil untuk menyelesaikan ritual tersebut. Namun, Tommy dan Dr. Sanjay menolak usulan itu. Meskipun mereka takut, mereka tidak ingin kehilangan siapa pun dari tim mereka.

Akhirnya, Arjun melangkah maju dan berkata bahwa sebagai pemandu lokal, ia akan menghadapi kutukan ini atas nama tim. Ia percaya bahwa pengorbanannya akan membebaskan semua orang dari kutukan. Arjun mengambil jimat pemberian tetua desa dan mulai bersiap untuk kembali ke Kuil Awan Hitam seorang diri.

Kembali ke Kuil dan Akhir yang Tragis

Arjun, dengan penuh keberanian, berangkat menuju Kuil Awan Hitam. Meskipun malam telah larut, ia melangkah mantap, yakin bahwa pengorbanannya akan mengembalikan keseimbangan dan menghentikan kutukan yang menyelimuti mereka. Dr. Maya, Tommy, dan Dr. Sanjay hanya bisa memandang dengan perasaan bersalah dan rasa kehilangan saat Arjun berjalan menjauh dari desa.

Setelah beberapa jam, mereka mendengar kabar dari penduduk desa yang mengaku melihat kilatan cahaya dari arah kuil, diikuti oleh suara gemuruh yang perlahan-lahan mereda. Arjun tidak pernah kembali dari kuil tersebut, tetapi kabar aneh yang datang dari desa sekitarnya menyebutkan bahwa bayangan Yeti Hitam tidak lagi muncul di malam hari, dan suara langkah kaki berat yang biasanya terdengar telah menghilang.

Rasa bersalah dan rasa hormat terhadap Arjun membuat Dr. Maya, Tommy, dan Dr. Sanjay berjanji bahwa mereka akan menghormati kuil ini selamanya, tidak akan pernah mengungkapkan letak pastinya kepada siapa pun. Mereka semua setuju untuk merahasiakan kisah ini, menyadari bahwa ada beberapa hal di dunia yang lebih baik tetap menjadi misteri.

Penutup: Misteri yang Tetap Terjaga

Episode ini berakhir dengan ketiga anggota tim yang tersisa meninggalkan desa, membawa kenangan akan teman mereka yang mengorbankan dirinya untuk menghentikan kutukan. Mereka tidak pernah lagi kembali ke Himalaya, tetapi ingatan tentang Yeti Hitam dan Kuil Awan Hitam terus membayangi mereka.

Beberapa tahun kemudian, Dr. Maya menulis jurnal pribadi tentang pengalaman tersebut, tetapi ia tidak pernah menerbitkannya. Tulisan itu hanya menjadi pengingat tentang ekspedisi yang mengubah hidupnya. Di dunia yang penuh dengan rahasia dan keajaiban, beberapa misteri lebih baik tidak dijawab dan lebih baik tetap tersembunyi di balik kabut.

Akhir Cerita


0 comments:

Posting Komentar