Rahasia Kuno di Pegunungan Himalaya Episode 4: "Kekuatan Mistis Mata Hitam"
Tim ekspedisi kini berada di dalam ruang terdalam Kuil Awan Hitam, berhadapan dengan artefak misterius yang dikenal sebagai Mata Hitam. Artefak ini tampak hidup, berdenyut pelan seperti jantung yang berdetak, dan kabut gelap terus berputar-putar di sekitarnya. Di ruangan ini, udara terasa lebih berat, dan hawa dingin membuat napas mereka membeku. Meskipun perasaan takut menyelimuti mereka, Dr. Maya tetap terpesona oleh benda kuno yang seolah memiliki energi besar yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Namun, sebelum mereka sempat menyentuh atau meneliti Mata Hitam lebih dekat, mereka mendengar suara gemuruh yang semakin dekat, disertai dengan suara langkah kaki berat. Yeti Hitam, makhluk penjaga kuil, tampaknya telah menyadari bahwa mereka telah melanggar batas terakhir yang seharusnya tidak boleh mereka lewati.
Kebangkitan Mata Hitam
Sambil gemetar, Dr. Sanjay memperingatkan tim untuk mundur. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita menyentuhnya,” katanya dengan nada penuh ketakutan. Namun, Dr. Maya tidak ingin kembali dengan tangan kosong. Ia merasakan dorongan kuat untuk mempelajari artefak ini, yakin bahwa penemuan ini bisa mengubah pemahaman mereka tentang budaya kuno Himalaya.
Akhirnya, dengan hati-hati, Dr. Maya mendekati Mata Hitam dan merentangkan tangannya untuk menyentuhnya. Begitu jarinya menyentuh permukaan artefak tersebut, sesuatu yang aneh terjadi: kabut gelap di sekeliling Mata Hitam tiba-tiba menyatu dan berputar lebih cepat, menciptakan angin yang sangat kuat di dalam ruangan. Suara gemuruh semakin keras, dan mereka semua merasakan perasaan yang luar biasa kuat menyelimuti mereka, seperti dorongan energi gaib yang membuat tubuh mereka terasa berat.
Mata Hitam tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya gelap yang menembus kabut. Cahaya tersebut memancar ke seluruh ruangan dan, entah bagaimana, memberi mereka penglihatan tentang masa lalu kuil ini. Mereka melihat bayangan pendeta-pendeta kuno melakukan ritual di sekitar Mata Hitam, menghadirkan persembahan, dan mengucapkan doa-doa dalam bahasa yang tidak mereka mengerti. Pendeta-pendeta ini kemudian menghilang, digantikan oleh bayangan Yeti Hitam yang berdiri di antara mereka, seolah-olah mengamati semua yang terjadi.
Penglihatan Aneh dan Pesan dari Masa Lalu
Selama beberapa detik yang terasa seperti mimpi, mereka melihat visi dari masa lalu kuil. Mereka menyaksikan bagaimana Yeti Hitam berdiri sebagai penjaga kuil, melindungi Mata Hitam dari orang luar yang memiliki niat buruk. Dr. Maya menyadari bahwa mereka sedang dihadapkan pada kekuatan kuno yang tak bisa mereka pahami. Melalui penglihatan ini, tampak bahwa setiap kali seseorang berusaha mengambil atau merusak Mata Hitam, Yeti Hitam akan muncul untuk menegakkan hukuman.
Visi itu memudar, dan mereka semua kembali ke realitas. Namun, suara langkah kaki Yeti Hitam semakin dekat, dan mereka tahu bahwa makhluk itu sudah berada di ambang pintu. Satu-satunya pilihan mereka adalah melarikan diri sebelum mereka semua terperangkap di dalam kuil bersama makhluk pelindung yang marah.
Kepanikan dan Pelarian dari Kuil
Merasa terancam, Tommy langsung menarik Dr. Maya untuk menjauh dari Mata Hitam. “Kita harus keluar sekarang, sebelum semuanya terlambat!” katanya, panik. Seluruh tim segera berbalik dan berlari menuju pintu keluar ruang dalam kuil. Tetapi lorong-lorong kuil yang tadinya mereka lewati tampak berubah. Kabut semakin tebal, dan mereka mendapati diri mereka tersesat di dalam labirin batu yang tampaknya bergerak sendiri, membuat mereka terjebak.
Mereka mencoba menelusuri jejak balik ke pintu keluar, namun suara gemuruh dan langkah kaki berat Yeti Hitam semakin mendekat, membuat setiap anggota tim merasa seperti sedang dikejar oleh kematian. Arjun, yang memiliki pengetahuan tentang legenda lokal, berbisik dalam ketakutan, “Ini adalah hukuman bagi kita. Kuil ini tidak akan membiarkan kita pergi dengan mudah.”
Pertemuan dengan Yeti Hitam
Saat mereka hampir mencapai pintu keluar kuil, tiba-tiba kabut di depan mereka terbuka, dan sosok Yeti Hitam berdiri di sana, menghalangi jalan. Mata merah makhluk itu memancarkan cahaya amarah, dan tubuh besar berbulu gelapnya membuat seluruh tim terpaku dalam ketakutan. Yeti Hitam tampak jauh lebih besar dan lebih menyeramkan dari apa yang mereka bayangkan.
Makhluk itu bergerak perlahan mendekati mereka, seolah menilai ancaman yang mereka bawa ke kuil suci. Dr. Maya dan timnya hanya bisa mundur perlahan, takut membuat gerakan mendadak yang bisa memicu serangan dari makhluk tersebut. Namun, Yeti Hitam tiba-tiba mengeluarkan suara menggeram yang mengguncang seluruh ruangan, membuat mereka terkejut dan semakin panik.
Kekuatan Jimat Arjun
Saat suasana semakin mencekam, Arjun mengingat jimat yang diberikan oleh tetua desa. Tanpa berpikir panjang, ia mengeluarkan jimat tersebut dan mengangkatnya di hadapan Yeti Hitam. Jimat itu bersinar samar dalam cahaya redup kuil, dan untuk beberapa detik, Yeti Hitam tampak ragu. Mata merahnya mengarah pada jimat tersebut, dan gerakannya melambat.
Jimat itu tampaknya memiliki efek tertentu pada Yeti Hitam, dan makhluk tersebut mulai mundur perlahan. Namun, efeknya tidak bertahan lama, dan Yeti Hitam mulai bergerak maju kembali. Melihat ini, Arjun berbisik, “Kita harus melafalkan doa perlindungan,” tetapi karena doa itu hanya diketahui dalam bahasa kuno, ia berusaha mengingatnya dan mengucapkannya dengan terbata-bata.
Mendengar Arjun mengucapkan doa tersebut, Yeti Hitam berhenti sejenak, seolah terpengaruh oleh kata-kata itu. Waktu singkat ini cukup bagi tim untuk melarikan diri menuju pintu keluar. Mereka berlari dengan segenap tenaga, tidak berani menoleh ke belakang hingga mereka benar-benar keluar dari kuil.
Konsekuensi dari Pelanggaran Kuil
Akhirnya mereka berhasil keluar dari Kuil Awan Hitam dan berdiri di bawah langit malam yang masih diselimuti kabut. Napas mereka terengah-engah, tetapi rasa lega perlahan mengalir dalam diri mereka. Namun, meskipun selamat, mereka tahu bahwa keputusan untuk menyentuh Mata Hitam mungkin telah membawa kutukan pada mereka. Dr. Maya, yang sejak awal sangat ambisius untuk menemukan rahasia kuil, merasa gelisah dengan perasaan bersalah yang terus menghantui.
Arjun memperingatkan bahwa mereka mungkin harus kembali ke desa untuk melakukan ritual penyucian dan meminta pengampunan agar roh-roh pelindung kuil tidak mengejar mereka. “Kita telah mengganggu tempat suci ini, dan Yeti Hitam tidak akan melupakan wajah kita dengan mudah,” katanya dengan serius.
0 comments:
Posting Komentar